Thursday, July 29, 2010

imperfection

Dear God, I feel so content. I am happy for all the imperfection I have and how I live such an imperfect life. Not everything is right, not everyone is okay. I am not okay. But I am happy that way. I am grateful that you bless me with an open heart to allow the bitterness of days. And I am thankful to know that perfection does not exist. Therefore, I am normal.

Dear God, Why do we wake up if we are to sleep? Why do we live if we are to die? Why do we meet if we are to say goodbye? Sometimes I don’t get it. Most of the times I don’t like it. But I know, this all teaches us something. That time is a constraint. That time is unavoidable. That time is unstoppable. And that humans will never everlastingly win. When we understand that, we then realize that nothing is more important than enjoying our days and make the people around us happy. So when time may no longer exist, people will remember us. And they smile when they do so. As beautiful memories.

Dear God,

As always, I enjoy talking to You...

good night...:)

[hasil copas dari copasan blog sebelah. i like this "letter" ]

Monday, July 26, 2010

sepertimu....

seperti bulan yang bersama dengan mentari menerangi bumi
seperti langit tanpa tiang yang menaungi bumi
seperti gunung sebagai pasak yang mengokohkan bumi
seperti kau yang ada di seberang sana, jauh dariku
namun mengukuhkan aku dengan caramu
menopang langkahku dengan iringan langkahmu di sampingku

seperti akar yang menjadi nafas sebuah pohon
seperti fondasi yang menjadi ruh bagi sebuah rumah
seperti denyut jantung yang menjadi irama kehidupan
seperti kau yang memberiku alasan untuk hidup
jatuh-bangun, tawa-tangis ku
semua bermuara padamu

seperti musik yang mengiringi setiap lirik lagu
seperti desauan angin yang mengalun lembut membelai dedaunan
seperti merdunya gemericik air
seperti kau yang memperindah episode yang kulalui
dengan hentakan keras, sentuhan sayang yang selalu ada untukku
beruntungnya aku...
meski sering kali aku lalai akan hadirmu
meski tak jarang aku marah padamu
yang selalu kau terima dengan kelapanganmu

beruntungnya aku yang memilikiMU,,,Robbku...

Sunday, July 18, 2010

bersamamu saat hujan menyapa

ketika matahari kembali tertutup kelabunya awan

bersamamu aku melintasi rute yang sama

seperti yang selalu kita lalui minggu lalu, dan minggu-minggu yang lain

mungkin jauh perjalanan ini,

namun bibir tak pernah mengeluhkan sengatan mentari

debu yang menyertai langkah-langkah kaki,

atau seperti sekarang, saat hujan menyapa bumi kembali

karena aku bersamamu...

ribuan tetes air tak menyurutkan langkah menuju lingkaran cahaya itu

bahkan mengundang gelak tawa ketika baju yang kita kenakan basah kuyup

tergelak saat semua orang memandang kita, yang nekad menerjang hujan

toh semuanya terbayar tunai ketika kaki melangkah ke dalam rumah itu

saat senyum mereka menyambut kita yang terlambat datang,

saat kekhawatiran itu terlihat di wajah-wajah mereka yang melihat kita, yang seperti tercelup ke dalam air

kedinginan karna hujan seperti sirna,..

lingkaran itu memang bercahaya, menyinari hati-hati kita semua...

dan bersamamu selalu indah, saudari-saudariku....

dedicated to

kesebelasan anggota lingkaran cahaya

Friday, July 2, 2010

kecewa?

berbicara tentang satu hal ini,

tentu semua orang yang ku kenal pernah merasakannya

tua-muda-kecil-dewasa

sejak kanak2 kita semua belajar untuk menelan kekecewaan

mungkin karna kita tak dibelikan mainan baru yang sama seperti yang teman di samping rumah kita punyai

atau mungkin karena kita tak diperbolehkan untuk menonton acara kartun yang sangat kita sukai

ketika di sekolah,

kita kecewa dengan beberapa nilai di mata pelajaran

kecewa dengan perlakuan guru

atau bahkan kecewa dengan kelompok2 orang yang tak menerima kita

bahkan ketika kita lepas dari semua institusi formal yang "mengekang" kita,

kecewa tak lantas pergi dari setiap jengkal langkah2 kaki

bahkan kecewa seperti menjadi sarapan-makan siang-makan malam-bahkan cemilan yang harus kita telan.

kecewa seperti bayangan yang selalu menghantui kita, tak pernah mau pergi, bahkan mengikuti kemanapun kaki berlari

lalu kemana harus kita sampaikan semua hal ini?

apakah perlu mengoreksi diri kembali? meski sepertinya muhasabah tak pernah lepas dari malam2 menuju peraduan

apakah perlu menangis sesunggukan di pojok yang bebas dari cahaya? sepertinya hati terlalu lelah untuk menangis

namun kedua hal itu memang perlu, bahkan harus dilakukan

karna semua hal yang menimpa kita, pasti berawal dari hati-hati kita, qalbun.

apakah benar semua hal yang kita lakukan bebas lepas dari segala bentuk motivasi dunia?

sedang kita tau bahwa kecewa hanyalah  berasal dari keinginan dunia yang tidak mampu kita raih.

sedang kita tau bahwa kecewa tak akan datang jika hati polos tanpa coretan tinta duniawi

perlukah menangis?

sometimes, mata kita perlu dibasuh dengan air yang akan membersihkannya dari debu2 jalanan

bersamaan dengan itu, hati kita pun akan terlunakkan

mungkin sedikit, namun itu akan menolong diri menjadi lebih baik

well,,aku sedang merasa kecewa sore ini.

feeling so disappointed.

seperti tertampar sendiri oleh fakta yang ku dapatkan

kembali membuatku menoleh pada cermin sebesar tubuhku,

meneliti setiap inci dari semua motivasiku melakukan sesuatu.

ya, masih banyak lingkaran berwarna hitam yang mengotori semangatku

ya, aku malu pada cermin itu...

dan kini saatnya aku membasuh kembali nafs itu. tazkiyatun nafs yang sering kali hanya sekilas ku lakukan.

astaghfirulloh..... :(

Thursday, July 1, 2010

aku tak pernah mau

kau tau?

aku tak pernah mau hal ini terjadi [lagi] padaku

karna aku tau pada akhirnya aku yang akan terpuruk dan menyesali semua, bukan kau

kau tau?

pun aku tak pernah meminta semua ini dari siapapun, bahkan dari NYA

karna aku tau jika akulah yang kemudian akan menjadi korban dari semua ini

kau tau?

tak ada hal yang menyenangkan dari semua yang terjadi padaku saat ini, saat itu, atau mungkin di saat2 yang lain... ah...aku lupa kapan...

kau tau?

aku -dengan sangat- mempersilakan semua ini pergi,,jauuuhhh...untuk selamanya...

menghapus semua warna yang pernah tergores di kanvas yang ku punya

mengembalikan semua emosi yang terkuras karna hal sepele ini

ya, kau telah pergi

dan kupaksa pergi dari semua sudut nafas dan tiap jengkal memori dalam otakku

dan aku bahagia.

sisa dari 4 hari ini

tak ada yang ku sesali selain ketidakhadiranku pada beberapa jam dari keempat hari perjuangan ini

tak ada yang mampu membuatku banyak mencemooh diri selain ketidakberdayaanku terjebak di sebuah tempat yang lain, jauh dari pelataran gedung biru itu

tak ada yang bisa membuatku begitu bersyukur diberikan kesempatan untuk menghirup nafas selama 4 hari terakhir selain terik matahari dan terpaan hujan yang membasah-keringkan tubuh ini, sama dengan yang mereka rasakan

meski kini hidungku begitu aktif  "berproduksi"

meski kini angin semakin banyak terkumpul di tubuh ini

meski tanda kemerahan muncul di beberapa bagian tubuh

meski kaki seakan merajuk untuk dimanjakan

itu tak masalah.

karena semua itu terbayar tunai saat melihat wajah2 lelah itu tersenyum di senja yang basah

dedicated to: "pasukan semut merah"