Tuesday, December 4, 2012

urgensi sepasang manset untuk akhawat

manset

sudah lama, sangat lama, saya ingin menulis tentang benda kecil ini.
saya termasuk orang yg sangat fanatik dengan pemakaian benda ini sejak saya faham bagaimana syariat islam dalam menutup aurat perempuan. meski hanya sekedar beli sayur ke tukang sayur yang ada di RT sebelah, saya harus pakai manset. kecuali kalau saya pakai jaket suami saya yang panjangnya melebihi ujung jari saya. ketika saya harus membayar sayur dan saya memakai jaket ini tanpa manset, saya menjulurkan uang itu dengan ujung2 jari tangan kanan saya, sedang kan tangan kiri menahan ujung jaket agar lengan bawah saya tidak terlihat. karena saya tau, lengan bawah saya adalah aurat yang wajib ditutup, sama wajibnya dengan menutup kaki saya dengan kaos kaki, juga sama hukumnya dengan memakai jilbab utk menutupi kepala, leher, rambut, dan dada saya.

namun saya sangat miris dengan banyaknya fenomena terbukanya aurat para akhawat dewasa ini. ngakunya aktivis masjid dan punya banyak binaan disana sini, tapi entah kenapa ia (mereka!) lalai akan kewajiban diri sendiri. ketika menuliskan problema di kampus di hadapan pada juniornya, dia menuliskan "tidak menutup aurat" padahal lengannya terbuka (cukup) lebar saat ia menulis di whiteboard. ironis. saya juga merasa sangat sedih ketika melhat para akhwat sholat dengan lengan yg terbuka. Alloh,, bukankan salah satu syarat sah sholat adalah menutup aurat? T^T