Sunday, September 7, 2014

catatan ramadhan 1435 H

dalam perjuangan, kita belajar:
  • kesabaran dari Mesir
  • survive dan cerdas dari HAMAS di Gaza

kamu tidak akan dikalahkan meski:
  • banyaknya musuh
  • canggihnya peralatan musuh
  • harta sebanyak apapun g dikuasi musuh kalian
  • bersatunya musuh2 kalian, sebesar apapun
Kamu bisa dikalahkan jika:
  • hati kalian rusak karena maksiat kepada ALlah
  • berpecah belah.

jazakallah, Abu Syauqi.

Wednesday, March 26, 2014

Pasukan Bersenjata Sapu dan Kantong Sampah

Bekerja di tengah hujan



Bismillah…
Kami berjanji untuk menjaga area kampanye tetap bersih, bahkan mungkin lebih bersih, setelah kami selesai beraksi. Namun jika kami sendiri, mungkin kami tidak sanggup, karena itu Allah mengirimkan bala tentara yang membantu kami.

Pasukan ini tak kenal malu.
Siapa yang tak kenal dengan rasa gengsi di masa hedonis nan materialistis ini? Jangankan untuk mengangkat sapu lidi dan sekop sampah di antara ribuan orang, bahkan untuk memungut sampah 1 atau 2 di jalan, wajah-wajah seperti dilumuri lumpur. Malu, Juragan!
Tapi berbeda dengan pasukan ini, mereka bahkan dengan bangga memunguti satu per satu sampah yang dicampakkan di tanah dan kadang bercampur dengan lumpur dan kotoran lain. Di antara kelompok-kelompok kecil ini, ada yang rela mengangkat trash bag yang ukurannya hampir menyerupai tinggi tubuh mereka. Tidak ada yang malu. Tidak ada…

Pasukan ini tak kenal lelah

Monday, March 24, 2014

Realitas Kampanye PKS dan Vonis Bawaslu

Ramai sekali pemberitaan di media tentang PKS saat ini. Tak seperti Jokowi yang penuh berita
semanis madu, pemberitaan PKS tak pernah jauh dari pahitnya empedu. Adaaa saja kesalahan yang dilakukan oleh Partai yang dipimpin oleh Anis Matta ini. Dengan perlakuan media yang begitu berbeda ini rasanya pantas jika Jokowi disebut Media Darling, maka PKS adalah Media's Enemy. hah.

Lihat saja tentang poin utama pemberitaan sejak 16 Maret 2014. PKS melanggar aturan kampanye karena membawa anak saat kampanye terbuka di GBK kemarin, kata Bawaslu. Saya selaku warga biasa yang datang langsung melihat realita di GBK hanya tertawa mendengar dan membaca vonis itu. Yang benar saja!

Apakah kau lihat juga gurat bahagia di foto ini?
Memangnya yang membawa anak-anak saat kampanye hanya PKS saja?
Lalu apa sih sebenarnya yang disebut mobilisasi anak saat kampanye?
Yang saya pahami, setiap anak yang datang di kampanye PKS adalah anak-anak kader dan simpatisan yang tidak mungkin ditinggal di rumah karena tidak ada asisten rumah tangga atau saudara yang dapat menjaga mereka saat ditinggal orang tua. Atau mungkin Bawaslu ingin agar semua anak dari ratusan ribu kader dan simpatisan yang datang berbondong2 ke GBK ditinggalkan di rumah masing-masing tanpa ada pengawasan?
Toh PKS juga telah menyiapkan arena bermain dan penitipan anak di sekitar lokasi GBK.
Masih salah juga?

Dan lagi, dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu, Anggota DPR, DPD, dan DPRD tidak menyebutkan secara detil bahwa anak-anak dilarang ikut berkampanye.

Teladan dari Sang Presiden

Banyak yang bilang bahwa akhlaq atau karakter asli seseorang akan muncul di saat-saat yang memerlukan reaksi spontan. Di saat itu lah topeng yang dipakai hilang dan menampakkan wajah sebenarnya.

Saya termasuk yang penasaran bagaimana sosok sebenarnya dari para qiyadah PKS. Hingga minggu lalu, beberapa sudah pernah saya ketahui meski hanya dari berita dunia maya. Dan akhirnya saya melihat langsung akhlaq Pemimpin yang saya kagumi dengan mata kepala sendiri di Gelora Bung Karno hari Minggu lalu.

Saat itu saya sedang berdiri di panggung untuk fotografer dan media di sebelah kanan panggung utama, menyimak dalam-dalam apa yang beliau orasikan di depan ratusan ribu kader dan simpatisan PKS. beberapa saat kemudian suara beliau serak dan serta merta asisten beliau yang berdiri di sisi bawah panggung menyerahkan botol air minum untuk beliau.

Dan alangkah indahnya pemandangan yang saya lihat waktu itu,

Friday, March 21, 2014

Cerita Di Balik Lensa Gelora Bung Karno

bismillah...

Gelora Bung Karno, 16 Maret 2014.
Pukul 06.30 saya sudah berada di ruang VVIP, briefing bersama orang-orang yang diamanahi menjadi fotografer Kampanye PKS. Briefing terakhir pagi itu memastikan semua orang memahami di mana mereka ditempatkan dan apa saja yang harus difoto. Selain itu kami juga diberi name tag panitia bidang Humas agar mempermudah pengambilan foto di masing-masing venue. Kami tidak hanya terdiri dari Fotografer, tapi juga diback up oleh tim di media centre yang berfungsi menerima hasil foto yang telah kami dapatkan di lapangan. Lalu mereka lah yang meng-upload-nya ke media sosial atau web yang sudah disediakan.

Saya waktu itu terbilang cukup culun jika dibandingkan dengan fotografer lain yang sudah bertahun-tahun belajar fotografi, bahkan banyak yang jadi kontributor di beberapa media cetak atau online. Tapi saya tetap semangat menggenggam erat D5200 di tangan kanan karena hari itu adalah momentum bagi saya untuk menikmati salah satu dari begitu banyak episode dakwah di Indonesia melalui lensa dan kamera yang saya bawa.

Pukul 07.30 WIB saya melangkahkan kaki ke Lapangan Merah GBK. Sejenak saya memandangi seluruh tribun atas dan bawah, stadion itu masih terbilang lengang. Jujur, waktu itu saya sempat merasa deg-degan.
Bagaimana jika sabotase yang dilakukan oleh lawan politik berhasil dan membuat stadion ini masih berwarna warni?
Tapi saya cepat-cepat menyingkirkan prasangka itu. Saya yakin, kemenangan itu dekat, insyaAllah. Lalu saya kembali ke media centre dan berbincang-bincang dengan tim yang lain.

Tak sampai satu jam kemudian, saya kembali lagi ke lapangan.
Allahu Akbaarr!!!
Hampir seluruh tribun diwarnai putih.. putih.. dan putih.

Tuesday, March 11, 2014

Apel Siaga Kader dan Relawan PKS #1

Bandung, 2 Maret 2014. Ribuan kader dan relawan PKS menyesaki Bikasoga untuk menyaksikan orasi dari presiden dan jajarannya.

berikut adalah dokumentasi apel siaga tersebut.


Tuesday, March 4, 2014

PKS Membakar Bikasoga


Apel Siaga Kader dan Relawan PKS
Bandung (02/03). Ahad, Bikasoga seperti terbakar di kepung semangat kader dan relawan Partai Keadilan Sejahtera. Dalam acara Apel Siaga Kader dan Relawan PKS ini, seluruh elemen masyarakat tumpah ruah tanpa ada diskriminasi di dalamnya. Tua, Muda, ibu-ibu, anak-anak, miskin, kaya, semuanya duduk berjajar tanpa sekat untuk menyaksikan orasi kenegaraan dari para pemimpin Partai yang dirindukan dan dicintai.

Di awali dengan tasmi' nan syahdu, kemudian Lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan Mars PKS. Emosi para peserta Apel Siaga kala itu bersatu menuju Semangat untuk memenangkan Indonesia.

Friday, January 17, 2014

Toleransi Bagi Si Single #1



setiap fase kehidupan, kita selalu diberi kesempatan untuk belajar.

saat masih sendiri, maka kita belajar untuk bersimpati pada yang telah menikah.
bagi yang sudah menikah, maka fase itu mereka belajar untuk berempati bagi si single yang masih berikhtiar dan bertawakal menanti si jodoh.

saat masih sendiri, kita belajar bersabar .
dan saat sudah menikah, maka kita belajar untuk menahan diri agak tak mengumbar bahagia.
karena hidup tidak hanya dijalani berdua, ada mereka yang masih belajar tegar.

dimana tolensi untuk si single (photo by hikari)
tentu yang sudah menikah pernah mengalami fase single dimana segala pertanyaan "kapan?" terasa memuakkan.dan tentu mereka, saya dan kamu, yang sudah menikah juga pernah mengalami saat2 ketika menghadiri pernikahan rekan, rasa bahagia atas senyum saudaranya dan harap-harap cemas akan masa depan diri berbaur jadi satu dalam dada.

saat sudah menikah, alangkah bijak jika menahan diri menjadi hijab yang dipakai.
menikah bukan berarti menjadi ajang balas dendam terhadap perlakuan yang diterima dari para “senior”nya dulu. malah seharusnya, menurut saya, menjadi sebuah sarana untuk memberikan teladan (jika ini bisa disebut sebagai teladan) yang berbeda bagi orang lain. well, ini tak hanya tentang perasaan si single tetapi juga mengenai perkara yang seharusnya hanya dinikmati berdua saja: kita (saya, misalnya) dengan pasangan kita.

saya tidak menampik bahwa menahan diri adalah hal tersulit

Bijak Menyikapi Gerakan ODOJ

saya copas saja artikel yang ditulis oleh Ustadz Nandar, Lc. tulisan ini sebagai pengingat buat saya juga bahwa segala amal selalu dan selalu tergantung pada niatnya. semoga bermanfaat.


Tentang ODOJ  Dari Ust. Nandar, Lc 
Haji itu syariat, KBIH itu metodologi. Tabungan haji itu strategi. Haji itu butuh dalil, KBIH itu produk intelektual utk mengorganisir ibadah haji, sedangkan Tabungan Haji adalah upaya seorang muslim utk mewujudkan kesempatan beribadah haji. 
Adapun seorang muslim memiliki niat buruk dlm ibadah hajinya, semisal krn berambisi mempunyai gelar "pak haji" di kampungnya atau ingin menduduki jabatan ketua takmir masjid yg mensyaratkan ia harus pernah berhaji,... maka ITU BUKAN DOMAIN KBIH utk bertanggung jawab atas ketidaklurusan niatnya tsb. 
Itu adalah wilayah Allah. KBIH tidak mungkin mampu menjangkau niat ibadah anggotanya. KBIH hanya mampu mengorganisir zhahir dari seorang muslim utk menunaikan haji, namun tidak bathinnya.

Polemik Status Perempuan: IRT atau bekerja?



ilustrasi (a photo by @poskostudio86)
Perdebatan antara pilihan status perempuan menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir sepertinya akan terus berlanjut. Mungkin nyaris abadi.
yang satu mengagung-agungkan golden age, yang satu mengagungkan aktualisasi diri.
jujur, saya gerah membaca status-status facebook atau twitter atau postingan blog, bahwa ibu rumah tangga itu adalah pilihan terbaik, perempuan harus memilih itu.
ingat golden age anak yang tidak akan terulang…
lalu –terkesan memaksa- agar semua perempuan menjadi ibu rumah tangga.
begitu juga sebaliknya.

well, let’s get back to the reality.
saya adalah muslimah, sudah menikah, dan belum punya anak.
saya tahu dan paham betul bagaimana peran seorang perempuan dalam menjaga estafet dakwah untuk mengembalikan penegakan syariah Islam di bumi. dan saya tahu bahwa anak adalah asset berharga baik buat dunia tapi juga hingga akhirat nanti. tetapi untuk saat ini, dan entah sampai kapan, saya memilih menjadi perempuan pekerja.

DAN

  • Jika semua perempuan menjadi ibu rumah tangga, lalu siapa

Thursday, January 9, 2014

Eksistensi ADK Pasca Pernikahan


Menjawab artikel http://rumahkeluarga-indonesia.com/eksistensi-adk-pasca-pernikahan-2198/, saya akan menuliskan pendapat saya mengenai pernikahan dan aktivitas dakwah.
saya alhamdulillah sudah menikah meski masih seumur jagung yakni hampir 2 tahun. mengenai fenomena yang disebutkan di artikel tersebut, saya juga melihatnya sendiri.

sedikit mengenai kami sebelum menikah:
saya aktif di LDK dan Dakwah Sekolah
suami saya aktif di dakwah siyasi dan Dakwah Sekolah

yang saya rasakan saat sudah menikah, saya masih terlibat di berbagai aktivitas dakwah di manhaj2 dakwah di sekitar kami tinggal. memang tidak persis sama ketika saya masih kuliah dulu, saya harus menyesuaikan bentuk partisipasi dakwah saya dengan tempat di mana saya tinggal. misalnya dulu saya aktif di LDK yang menjadi jantung pergerakan dan kaderisasi dakwah di Kampus, tetapi sekarang karena saya sudah pindah dan mengikuti suamis saya maka tentu saja saya sudah tidak terlibat secara langsung di LDK. Saya juga tidak melibatkan diri di LDK di sekitar rumah kami tinggal, tetapi meleburkan diri di berbagai aktivitas dakwah lain.

dan karena dakwah itu bermakna luas, maka saya juga tidak bisa mengungkung diri dengan definisi sempit bahwa