Saturday, June 8, 2013

Aurat Rumah Tangga


tolong ingat dia, saat kita berbicara di media
bismillah...

saat lajang, mungkin kita bisa seenak jidat mengumbar kejelekan kita sendiri di hadapan teman
kita.bahkan menceritakan semua hal yang dilakukan dan dirasakan dari pagi hingga malam di blog pribadi atau akun media sosial mungkin menjadi hal yang lumrah. namun ketika sudah menikah, tentu ada yang berubah dan harus berubah!

ketika kita sudah menjejaki fase pasca nikah, saya perkenalkan dengan istilah “aurat rumah tangga”. kita sebagai pribadi memiliki batas2 tertentu bagian tubuh mana yang boleh dilihat oleh orang lain, begitu pula dengan rumah tangga dan keluarga kita.

kita mulai dulu dengan sebuah rumah yang kita tinggali bersama suami/isteri kita. seorang tamu asing yang datang ke rumah, tentu tempatnya adalah di ruang depan/ruang tamu yang merupakan ruang publik. kita sebagai pemilik rumah tentu akan segera menutup tirai kamar yang saat itu sedang terbuka atau belum tertutup dengan sempurna. umumnya kita akan merasa risih jika keadaan kamar kita ter-ekspos kepada orang lain. entah kamar kita dalam kondisi rapi atau berantakan. kenapa? karena itu adalah wilayah private atau ring 1 kehidupan keluarga kita berlangsung.

betul ga? buat saya sih gitu. hehe. 
bahkan dalam kondisi ekstrim saya adalah orang yang paling anti dengan kedatangan manusia manapun di kamar saya dan suami. saya tidak suka dan tidak bisa menolerir aktivitas itu apalagi tanpa ijin dari saya. buat saya, hal itu seperti sedang melihat saya dalam kondisi tidak memakai kerudung. x_x

Nah, selain itu aurat Rumah Tangga ini definisinya lebih luas lagi yaitu:

  • keromantisan suami kepada saya atau sebaliknya

ya, saya pernah mempublish tulisan saya tentang romantis di dalam blog saya. tapi itu masih merupakan hal yang pantas untuk dibaca dan diketahui oleh orang lain. lain halnya jika romantisnya dalam bentuk  yang lebih “ekstrim”, misalnya cium pipi, pelukan, dan aktivitas halal lain untuk suami isteri.

dan aurat yang paling “haram” untuk dipublish buat saya baik dalam bentuk eksplisit maupun implisit adalah:
  • hubungan seksual suami-isteri atau hal-hal yang berhubungan dengan itu
percaya atau tidak, saya kerap menjumpai postingan “menjijikkan” itu di laman facebook saya atau di recent updates kontak BBM saya. terus terang saya tercengang akan postingan itu karena oknum pelakunya adalah orang yang harusnya sudah paham akan hal itu. tapi lagi-lagi, kita tidak bisa menjustifikasi pemahaman orang dari penampilan fisik apalagi menuntut ia untuk berperilaku sesuai dengan yang kita harapkan. setidaknya ini menjadi pelajaran untuk kita :)

saya beri contoh hal implisit yg saya maksud ya karena insyaAllah tidak ada yang menuliskan hal ini dalam bentuk eksplisit atau vulgar.

“Alhamdulillah, mukena isteriku sudah digantung lagi”

saya yang berjenis kelamin perempuan dan berstatus sebagai isteri tentu mengerti apa yang dimaksud dengan “mukena sudah digantung” yaitu isterinya sudah melaksanakan sholat. dan guess what? teman-teman orang yg mengupdate status ini langsung berkomentar
A: “Lho kenapa emang kalau udah digantung?”
B: “Ya itu artinya udah lampu hijau lagii…”
fyi, komentator itu semuanya laki-laki.

see?

seimplisit apapun Anda menyamarkan hal tsb, teman-teman Anda akan segera mengetahuinya karena itu adalah hal sensitive!
mohon diingat, saya sebagai perempuan tidak rela dan tidak ridho hal seperti itu dijadikan bahan tertawaan!
tulisan ini saya cukupkan, jika ada yang ingin berdiskusi mangga ditulis di kolom komentar. terima kasih. :)

ketika sudah menikah, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga izzah keluarga kita.

1 comment:

  1. saiyah tau yg kalimat itu..
    dan dan dan,

    :'(

    ReplyDelete