Tuesday, March 30, 2010

milad : moment itu....

kemarin, salah satu dari anggota keluarga kecil kami milad.

bertepatan dengan ayyamul bidh hari kedua.

meski bergerimis2 ria, aku dan salah seorang saudari berjuang mencari kue sebagai tanda bahwa kami ingat dengan miladnya,bahwa kami peduli padanya. pada diri kami semua.

11 orang yang berbeda. namun sama dalam rute perjalanan menuju ridhoNYA.

memberikan perhatian dengan kue yang harganya tidak seberapa ditambah dengan senyum ceria dan saling menasehati menjadi suatu moment berharga yang tak terbeli oleh apapun.

"Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin."

kenapa engkau tidak takut?

Ibnu wahb mendengar ayat yang artinya

“dan ketika mereka saling berdebat di neraka…”

Ia jatuh pingsan di rumahnya dan menjelang akhir siang, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Umar bin Khattab r.a. mendengar sejumlah surat, kemudian beliau langsung lemas dan jatuh sakit selama 1 bulan, air matanya becucuran karena menyesal.

Sufyan membaca surat Az Zalzalah ia langsung jatuh tersungkur dan merasa bahwa ajalnya telah dekat.

Musa as tersungkur pingsan karena takut pada Alloh.

Yusha hatinya dipenuhi kekhawatiran akan dosa.

Banyak ulama yang pingsan karena ketakutannya kepada Alloh.

Bahkan sebagian orang shaleh di wajah mereka membekas garis bekas tangisan.

Coba kita tengok kepada diri kita sendiri,,,apakah hati kita bergetar saat bibir mengucapkan ayat-ayatNYA setiap hari, 1 juz per hari.. Atau kita hanya sekedar mengejar targetan yaumiyah yang seperti “menghantui” kita.

Apakah kita juga masih belum dapat menikmati istirahat dalam sholat-sholat kita?

Kita enggan berwudhu hanya karena airnya dingin, sedang Hanzalah dimandikan malaikat di langit.

Kita pun masih dengan sadar melawan panggilan Hayya ‘alal falaah…sedangkan Mush’ab bin umair mengajukan dadanya untuk tertembus tombak.

Ataukah shirah Rasul dan Sahabat-sahabatnya yang mulia hanya menjadi dongeng tanpa ada usaha untuk merealisasikannya?

Sedang kita tau bahwa diri kita masih sangat jauh dari kualitas para sahabat…

Sedang kita tau bahwa siksa Alloh nyata adanya di akhirat nanti.

Kenapa engkau masih tidak takut?



Thursday, March 25, 2010

kebetulan

"kebetulan itu keajaiban kecil dimana Alloh menyembunyikan perannya"

jika aku berfikir keras, "kapan ya bertemu dengan si A?"

sepertinya tak pernah dipertemukan dengan orang yang ku maksudkan.

namun jika aku sedang berjalan tanpa beban, pikiran yang aneh2 (Dalam arti positif), tiba2 aku dikejutkan dengan kemunculan orang itu dengan begitu tib2. **nongol aja gitu orangnya**

dan perilaku ku jika bertemu dengan orang yang sudah lama tidak berjumpa sangat sederhana:

tersenyum, menyapa sekedarnya

"mo kuliah?"

"dari mana?"

"mau syuro ya?"

setelah itu,, pergi berlalu.

kepada siapapun itu. ikhwan, akhwat...

"mungkin aku terlahir sebagai orang begitu simpel. namun ada kerumitan tersendiri dalam kesederhanaan itu. baik dalam kepribadian maupun dalam tingkah laku. kerumitan yang terpola. dan mungkin hanya aku dan DIA yang tau betul bagaimana aku.  aku istimewa, dengan segala yang ku punya. alhamdulillah,,,,^^v "

kebetulan...

mungkin semua hal yang terjadi secara tiba2 sering kali disebut "kebetulan"

padahal kita semua tau bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini.

bahkan daun yang jatuh berguguran setiap detik pun telah dicatat di lauhl mahfudz. dan Alloh mengetahui segalanya.

apalagi pertemuan kita dengan seseorang. entah siapapun itu.

semua sudah ada skenarionya.

namun lagi-lagi tinggal kita yang nota bene diberi akal, memilih berfikir itu sebagai  kebetulan atau karunia Alloh berupa takdir.

wallahu 'alam...

:)

Wednesday, March 24, 2010

suram

banyak warna dalam hidup.

kata orang "life is like a rainbow", colourful.

merah jingga kuning....dan seterusnya,

kadang cerah,,,,tak jarang pula gelap, tanpa cahaya.

suram dalam kamusku.

beberapa waktu ini aku seperti terhisap blackhole dalam diriku sendiri.

bercanda yang menjadi bagian tak terpisahkan kini menjadi sesuatu yang asing.

bahkan untuk bercampur baur seperti biasa, aku begitu jengah. bosan.

seperti ada spons yang begitu kuat menghisap semua sense of humor.

bahkan aku lupa cara tersenyum.

entahlah,,,aku pun tak mengerti mengapa ini terjadi.

yang ku pelajari selama 5 tahun hidupku yang terakhir, aku memang sering terkena ledakan emosi yang tentu berakibat banyak dalam perilaku sehari2. memang tak sering, namun sekarang frekuensinya jadi lebih banyak dibanding beberapa tahun lalu.

apakah ini ciri bahwa aku terkena stress?

stress karena apa?

kuliah? aku sudah tak ada kuliah.

skripsi? proposal aja belum...dan aku tidak begitu terobsesi. meski memang terkadang aku iri dengan yang sudah selesai penelitiannya. but it's oke. i am the one who determine my way of life.

pasca kampus? itu memang berhasil menduduki peringkat 5 besar dalam otakku. banyak yang harus dipersiapkan, dll. tapi aku masih punya prioritas lain....

keluarga? well, kampung halamanku itu....entahlah,,,,i have no idea to explain what i am feeling about it. yang jelas, aku melakukan yang aku bisa untuk mereka.

dan lain sebagainya.

cuma itu kok yang ada dipikiranku..

tapi kenapa aku jadi begitu suram seperti ini?

**aku masih berfikir**

Saturday, March 20, 2010

jakarta,20 Maret 2010: munashoroh palestina



munashoroh,,,

sebuah moment yang begitu menggetarkan hati. moment yang hampir tak pernah aku lewatkan...

melihat begitu banyak manusia dari berbagai wilayah,,,

sebuah aplikasi sederhana dari sebuah teori : "muslim adalah seperti satu tubuh"

mungkin banyak dari mereka yang datang karena ikut2an, atau sebuah pilihan "daripada nganggur di rumah"

namun itu jauh lebih baik daripada mereka yang mengaku da'i, aktivis, atau apapun yang bahkan sangat hafal dengan teori itu, namun ternyata asik berselimut di kamar masing2.

atau mencari beribu alasan untuk membenarkan tindakannya.

"lelah karena penelitian"

"kondisi fisik masing2 kan beda"

"ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan"

"duh,,aku mo ngajar,,,"

"bla...bla,,,bla..."

tentu,,,mereka bukan orang yang bisa secara membabi buta kita judge salah. aku hanya ingin menuliskan apa yang aku pikirkan.

ya, bukankah masih ada materi yang bisa kita kirimkan untuk saudara kita di Palestina?

bukankah "one man one dollar to save Palestine" masih ada di dada kita?

ataukah itu hanya sebuah kalimat retorika yang diteriakkan saat melihat berita tentang saudara kita di layar televisi?

sedang kita menyebut diri kita "aktivis"?

ironis.

"jika raga tak mampu ke sana, masih ada materi yang dapat kita infakkan untuk meringankan beban mereka"

maaf, tulisan ini bukan untuk mencela,,,

aku hanya ingin kita semua mengoreksi diri..

karena mukmin yang beruntung adalah mukmin yang hari ini lebih baik dari kemarin.

astaghfirullohal 'adzim...

Wednesday, March 17, 2010

bidadari surga itu...

tak ada yang dapat mengalahkan kecantikan bidadari surga selain wanita yang sholihah....

Harumnya Bidadari

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kecantikan Fisik

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada bujangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ

“Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (Qs. Ad-Dukhan: 54)

Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari  haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata yang sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki mata yang indah.

Al-Hasan berpendapat bahwa haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan hitam mata yang sangat hitam.

Sopan dan Pemalu

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati bidadari dengan “menundukkan pandangan” pada tiga tempat di Al-Qur’an, yaitu:

“Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar-Rahman: 56-58)

“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs. Ash-Shaffat: 48)

“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.”

Seluruh ahli tafsir sepakat bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju untuk suami mereka, sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain.

Putihnya Bidadari

Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. ar-Rahman: 58)

al-Hasan dan mayoritas ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan.

Allah juga menyatakan,“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)

Maksudnya mereka itu dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.

Baiklah…ini adalah sedikit gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di surga. Karena bagaimanapun gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa membayangkan sesuai rupa aslinya, karena sesuatu yang berada di surga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita lihat di dunia ini.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah mengetahui sifat fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,

“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan lagi, seorang manusia telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa,

“Dan manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa.” (Qs. At-Tiin: 4)

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Beliau shallallahu’‘alaihi wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.” (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah.....

Maraji’:
Mukhtashor Hadil al-Arwah ila Bilad al-Afrah (Tamasya ke Surga) (terj), Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah.

http: //www.muslimah.or.id/

Monday, March 15, 2010

3 tahun lebih kita bersama

di awal menapaki langkah di IPB,

terjerumus di tempat yang baik, insyaAlloh.

di departemen yang berbeda, dengan orang2 yang berbeda, dinamika yang berbeda, dan tentu visi yang berbeda.

di ujung waktu kebersamaan di IPB, kita "dipaksa" menapaki tempat yang sama.

yang mungkin di antara kita masih buram dengan bagaimana kita harus melangkah.

tahun ini, kita bergabung, menyamakan langkah, karna dalam suatu jamaah,,,yang perlu kita lakukan adalah menyamakan ritme pergerakan, antara yang ingin berlari dengna yang ingin bersantai2.

pun kita mencoba memandang suatu masalah dengan arif, meski dengan banyak cara pandang, dan dari sisi yang berbeda.

karena kita berbeda, dengan segala kekurangan dan kelebihan kita.

semangat, kawan....

***dedicated for departemen SDM LDK Al Hurriyyah 2010***

bogor, 16 maret 2010

banyak yang berbeda

ya, aku liat di sisi sini, ia seperti ini. saat aku menoleh ke sisi yang lain,,ia kembali berubah...
entah,,aku yang tak faham akan dia atau dia yang selalu bermetamorfosis dengan begitu cepatnya.

Monday, March 8, 2010

seandainya

seandainya tetes air dari langit mampu membawa semua beban ini

seandainya aroma tanah yang beriringan dengannya mampu menerbangkan semua   lelah   ini,,

aku tak keberatan ada hujan setiap hari

**bogor, 8 maret 2010**