Monday, October 17, 2011

sukses dalam Rumah Tangga dan Da'wah (part II)

dilanjutkan lagi ya postingan sebelumnya.
semoga bermanfaat... ^^

Berikut adalah beberapa catatan dari apa yang disampaikan oleh pak Budi Darmawan mengenai istri beliau almarhumah ustz. Yoyoh Yusroh tadi siang (16 Oktober 2011, red) di acara daurah ‘ailiyah kota Bandung:

Tiga tahun yang lalu pak Budi bertanya pada anaknya yang no 13, yang ketika itu berumur 5th.
'kalau sudah besar, dede mau jadi apa?'
Dengan yakin anaknya menjawab spontan : ' aku dong, kalau sdh besar mau jd anggota DPR!' Ayahnya kontan kaget dengan jawaban anaknya karena siapapun tahu bagaimana pandangan umum di republik ini tentang anggota DPR. Tetapi kemudian ia lanjut bertanya
'kenapa Dede mau jd anggota DPR?'
kata anak bungsunya itu: 'anggota DPR kan rajin shalat, rajin mengaji, rajin berdo'a!'
Jadi ternyata yang dimaksud anggota DPR oleh anaknya tidak lain, anggota DPR yang seperti umminya. Seperti itulah yang terekam di benak putri kecilnya itu.
Pak Budi Darmawan kemudian menceritakan beberapa keistimewaan Almarhumah ustzh. Yoyoh. Diantaranya:

1. Selalu membaca Quran dalam waktu luang maupun waktu sibuk.
Ketika sedang sibuk, ia membaca al Quran melalui IPadnya ketika brgkt dr rumah ke kantor sebanyak 1 juz, pulang dr kantor ke rmh mbaca 1 juz, plus disela2 kerja siang harinya sebanyak 1 juz. Total 3 juz. Ketika sedang ada wkt luang sehari bias sampai 5 juz. Jd ketika sedang sangat sibuk min 3x khatam/bln dan ketika agak luang bs 4-5x khatam/bln,

2. sangat tawadhu
3 tahun yang lalu, Pak Budi pernah menyampaikan dalam suatu acara, 'istri sy sdh hafal 21 juz' wajah almh memerah krn malu, dan sejak itu tidak pernah menyampaikan pada suaminya ttg jmlh hafalannya.
2 bln sblm wafatnya, beliau mengoreksi bacaan anaknya no. 8 yang hafiz tanpa melihat mushaf. Anaknya heran krn umminya seolah2 hafal bagian yang dibacanya. Saat itu terbongkarlah bahwa beliau sdh hafal 30 juz penuh. Dan hal ini tetap tidak diketahui anggota keluarga yang lain termasuk suaminya hingga beliau wafat. Subhanallah!
Ada juga tetangganya yang kenal akrab selama 15th, tetapi baru tahu beliau anggota DPR ketika wafatnya.

3.ustadzah Yoyoh adalah pembelajar yang cepat baik di dalam maupun di luar rumah.
mulai dari resep makanan mertua yang dikuasai seluruhnya dalam 2th usia pernikahan padahal beliau orang betawi dan mertuanya orang jawa, sampai kemampuannya mengoptimalkan gadget2 terbaru untuk ibadah dan dakwah. Ia pernah menghimpun dana 800jt melalu facebook untuk membangun pesantren tahfidz putri.

4. Tidak menyimpan marah.
Beliau juga tidak menyisakan persoalan sekecil apapun di rmh karena persoalan di luar lebih besar. Pak Budi pernah ingin marah pada beliau selama 3 hari, tetapi dengan sikap elegannya, kemarahannya hilang tidak lebih dari 5 menit.

5. saling mendukung dan berkompromi dengan suami dalam segala hal.
Ini diawali dengan adanya komitmen yang disepakati bersama sejak awal pernikahan, bukan sekedar komitmen di antara mereka berdua namun komitmen langsung kepada Allah swt, bahwa:

a. sukses berkeluarga diukur dari keberhasilan mengantar seluruh anggota keluarga ke syurga, antara lain dicapai dengan mengokohkan 2 pilar keluarga sakinah, yaitu robbatul bait dan tarbiyatul aulad
b. saling mendukung dan menerima masing2 sebagai individu yang tidak sempurna,
c. berbagi dalam syukur dan sabar bergantian.
Dalam mengatur urusan rumahtangga, dakwah dan kerja, (almh) Ust yoyoh terbiasa membuat jadwal kegiatan esok pagi hingga malamnya, penyusunan jadwal ini dituntaskan pada malam sebelum tidur termasuk daftar belanja dapur, dll. Ketika ditanya kenapa tidak besok pagi saja?, jawabnya:
'kalau ummi tunda sampai esok, berarti ummi kehilangan 1 hari untuk berkarya.'
Subhanallah!

Dalam mengatur urusan rumahtangga, dakwah dan kerja, (almh) Ust yoyoh terbiasa membuat jadwal kegiatan esok pagi hingga malamnya, penyusunan jadwal ini dituntaskan pada malam sebelum tidur termasuk daftar belanja dapur, dll. Ketika ditanya kenapa tidak besok pagi saja?, jawabnya:
'kalau ummi tunda sampai esok, berarti ummi kehilangan 1 hari untuk berkarya.'
Subhanallah!

6. Sangat taat pada suami, hingga hal2 kecil.
Contohnya, Beliau tidak memindahkan barang2 rumah kecuali dengan meminta pertimbangan suami. Pak Budi cerita, tidak lama sebelum ke jogja yang terakhir kalinya, ia minta izin memindahkan meja makan supaya ruangan jadi lapang, dan ternyata ruangan itu dipadati oleh para pelayat ketika beliau wafat tanpa ada seorang pun harus memindah2kan barang.

7. Tidak berhenti berdo'a
Ketika salah satu anaknya yang masih kecil marah2 hingga menyakiti umminya, beliau langsung menadahkan tangan di hadapan anak tersebut dan berdo'a memohon Allah swt memperbaiki anaknya, menjadikannya anak sholeh. Hasilnya, anak tersebut berhenti marah dan tidak pernah berbuat ulah lagi hingga beliau tiada.
Ada jg peristiwa bunga melati. Di depan rumah mereka ada serumpun bunga melati, ia brtanya apakah suaminya suka bunga melati? Ketika dijawab bahwa pak Budi suka, ia berkata
'kalau gitu ummi akan menaburkan bunga melati ini setiap hari di kamar tidur kita'
Pak Budi sangsi dengan janji istrinya, bagaimana mungkin padahal jumlah bunganya pada waktu itu tidak banyak? Sekali petik habis bunganya. Kata almarhumah: 'kita berdo'a saja pada pemiliknya supaya menjadikan bunganya ada terus tiap hari”
ia kemudian betul2 berdo'a di dekat pohon melati, dan luar biasa,,, sejak hari itu kuncup bunga melati seolah tak jemu bermunculan tiap hari. Setiap malam, kalau tidak salah catat, selama 10th beliau memetik 10-20 kuntum melati dan ditaburkan di tempat tidur mereka. Begitu juga dengan pohon mangga dan pohon jamblang/duwet yang baru berbuah lebat setelah dido'akan oleh almh.

8.Beliau sangat gigih dan tidak mudah menyerah.
Ketika ada rencana komisi 1 DPR RI berkunjung ke gaza. Beliau yang di komisi 8 melihat peluang u berkunjung ke negeri yang sangat dicintainya tersebut, ia pun minta diselipkan dalam rombongan. Sayangnya kesempatan itu ditutup oleh komisi 1 karena ini adalah agenda internal komisi. Ustadzah kemudian menemui ketua DPR, Pak Marzuki Alie, menyampaikan niatnya dengan hujjah2nya. Hingga ketua DPR itu akhirnya sangat mendukung beliau dan berkenan menuliskan surat Rekomendasi khusus agar beliau bisa ikut rombongan. Ketika sampai di Mesir, romb tertahan diperbatasan dan harus menandatangani surat perjanjian yang berisi 3 syarat:

a. Boleh masuk ke gaza tidak lebih dari 8 jam,
b. Selama di gaza harus dikawal oleh polisi/militer disana
c. Tidak boleh membawa uang sepeser pun.
Namun Ustadzah Yoyoh nekad menyelip2kan uang dibaju yang dipakainya, totalnya mencapai US$20rb, dengan resiko tertangkap. Karena menurutnya, tidak ada gunanya ke Gaza kalau hanya menonton derita mereka. Di akhir perjalanan singkat di gaza, ustadzah Yoyoh ke kamar kecil dan hal ini ternyata membuatnya tertinggal rombongan karena sudah mendekati 8 jam waktu kunjungan. Namun peristiwa tertinggal inilah yang membuatnya dapat berjumpa dengan PM Ismail Haniyah dan menyerahkan uang US$20rb tersebut langsung ke tangannya, untuk kepentingan pembangunan akhawat Gaza. Di kemudian hari ia mendapat rizki bertemu lagi dengan PM Gaza ini ketika ikut rombongan Viva Palestine dengan membawa bantuan yang jauh lebih besar. Ternyata PM Ismail Haniyah masih sangat ingat beliau karena terkesan dengan kegigihannya sewaktu kunjungan pertamanya ke Gaza dulu. Subhanallah.

MAKA APAKAH KITA TIDAK MENGAMBIL PELAJARAN??
Ummu Jaish ( Bandung, 16 okt 2011, 19 dzulqaidah 1432)

sukses dalam Rumah Tangga dan Da'wah (part I)

bismillah...
saya ucapkan jazakallah khoiron katsiron kepada Pak Syarif Hidayat, seorang muharrik da'wah yang semangat menebar kebaikan. terima kasih atas taujih yang dikirimkan kepada saya melalui email.

sore ini saya menyebarkannya kembali melalui blog ini. semoga menjadi sebuah pembelajaran agar dapat membangun keluarga yang menjadi miniatur peradaban. aamiin.

Bandung, 16 Oktober 2011

Selama setengah hari, dari jam 8 hingga setengah 12 siang, DPD Kota Bandung membuat daurah a'iliyah. Singkat namun cukup efektif, padahal menghadirkan pembicara yang punya nama, antara lain Ust Tate, Ust. Jalal Asy Syatibi, Ummi Shibghoh, Ibu Diah Nurwitasari, dan Bapak Budi Darmawan..

Sedianya panitia menghadirkan Ibu Netty (istri Gubernur Jawa Barat) tetapi beliau bhalangan. Tema utamanya tentang membangun keluarga haraky. Yang sangat menyedot perhatian audiens (yang sebagian besar bersama pasangannya). sesi kedua agendanya mengangkat contoh nyata profil keluarga haraky, yaitu keluarga (almh) ustadzah Yoyoh dan pak Budi.

Dimulai dari ungkap pengalaman bu Diah bsm beliau sjk di jerman hg menetap di bdengan, diklimakskan dengan testimoni dr pak budi tentang keistimewaan (almh) Bunda Yoyoh yang kontan membuat ratusan pasang mata bercucuran airmata, haru dan kagum bercampuraduk. Berikut sy kutipkan sdkt yang disampaikan oleh bu Diah dan pak Budi.... Semoga bermanfaat!

# Menurut Ibu Diah, ada faktor2 yang membuat ust. Yoyoh bs sukses dalam karir rumah tangga dan karir dakwah, antara lain:

1. 1. Sangat efektif dalam waktu.

beliau menguasai semuanya meski tidak hrs mengerjakan semuanya sdri krn beliau pandai mendistribusikannya pada orang yang tepat.

2. 2. Mengistimewakan siapapun.

sehingga semua yang kenal beliau merasa punya tempat yang istimewa di hatinya. Keramahannya tidak dibuat2 dan biasa memanggil dengan panggilan yang disukai lawan bicaranya.


3. Tidak menunda dalam kebaikan.

apa yang bs dikerjakan saat itu, langsung dikerjakannya. Misal dalam suatu kesempatan meeting bu diah batuk dan serak, esoknya ktk bertemu lg ust. Yoyoh langsung menyodorkan obat batuk tanpa banyak bicara dan tawaran basa basi. Dalam kesempatan pertemuan internasional, ia pernah tiba2 mghilang ktk istirahat, dan dtg tepat wkt ktk acara dimulai, rupanya ia sempatkan berbelanja baju u salah seorang utusan akhawat dr salah satu negara peserta.


4.
Sangat mudah mengapresiasi kebaikan orang lain (dengan perhatian, dengan hadiah).

misal hr ke 5 ramadhan thn lalu, beliau mengirim pesan via BBM u komunitas akhawat: siapa yang sdh khatam al Quran hr ini saya beri hadiah! Kebetulan Bu Diah sudah khatam, 2 hari kemudian paket hadiah yang dijanjikan sampai di bdengan. 'hanya' rehal kayu untuk alas quran, tetapi perhatian pada berlomba dalam kebaikan dan upayanya memenuhi janji sangat luarbiasa! Tidak perlu bnyk tanya dan bnyk pertimbangan. Amalkan saja! Itu prinsipnya


5.
Bersemangat untuk memanfaatkan perjalanan & setiap ada kesempatan untuk beramal sholeh.

Beliau senantiasa memanfaatkan wkt untuk dekat dengan AlQuran dan menularkannya pada yang lain. Pernah dalam 1 kesempatan kunjungan selama 1 mg bu Diah bersama beliau ke suatu tempat, beliau mengajak anggota rombongan: 'yuk kt jadikan pjalanan kt sbg perjalanan qur'ani! kt hafalkan surah pilihan yang disepakati dan disetorkan di akhir perjalanan.' Semua peserta sepakat dan jadilah momen 1mg itu dimanfaatkan u kerja dan menghafal quran. Seminggu berselang ada yang hafal surah maryam, surah al hujurat, sesuai kesanggupan msg2. Perjalanan kerja yang sangat istimewa dan bernilai.


6.
Bersemangat untuk ittiba’ Rasulullah s.a.w dan para sahabat.

Beliau suka sekali mengutip sirah, kisah shahabat/shahabiyah u menyampaikan amalan2 baik mereka yang layak ditiru oleh kita semua. Di akhir testimoninya bu Diah diminta menyampaikan pesan, khususnya berkaitan dengan pengalaman beliau bsm uszh Yoyoh.

Pesannya: 'Jangan pernah menunda itikad baik karena kita tidak tahu waktu yang tersisa utk kita.'

wallahu a'lam.

Friday, October 14, 2011

kultwit pernikahan

nemu kultwit tentang pernikahan dari ustadz salim. semoga bermanfaat bagi kita semua, baik yang akan atau sudah menikah ^^
  1. Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.
  2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya.
  3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.
  4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”
  5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah
  6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. #Nikah
  7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.
  8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah: Ruhiyah, ‘Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah (Sosial)
  9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.
  10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.
  11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini.
  12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah
  13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.
  14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.
  15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.
  16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya. #Nikah
  17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua. #Nikah
  18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu #Nikah
  19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.
  20. Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.
  21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa obsesimu?”
  22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?
  23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya.
  24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll
  25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal lmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah
  26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah
  27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi. #Nikah
  28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah
  29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah
  30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi. #Nikah
  31. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi. #Nikah
  32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah
  33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?! #Nikah
  34. BEDA: Istri cerita untuk ringankan beban hatinya. Dimengerti itu solusi > Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah
  35. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar) #Nikah
  36. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4
  37. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu #Nikah
  38. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah
  39. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa. #Nikah
  40. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?” #Nikah
  41. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah
  42. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar. #Nikah
  43. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan;P #Nikah
  44. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9) #Nikah
  45. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.
  46. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi #Nikah
  47. Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.
  48. Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang. #Nikah
  49. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah
  50. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah
  51. Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat & aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty & charm;)
  52. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana. #Nikah
  53. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal #Nikah
  54. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah
  55. Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikah sama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya.
  56. Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.
  57. Maka memulai per #nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi.
  58. ‘Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.
  59. Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah
  60. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)
  61. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu. #Nikah
  62. Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikah menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.
  63. Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)
  64. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih #Nikah di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)
  65. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah
  66. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah
  67. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS #Nikah
  68. Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.
  69. Untuk itu, mereka yang akan me #Nikah hendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.
  70. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per #Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.
  71. Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah ‘persahabatan’, Wa Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri. #Nikah
  72. Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu scr ma’ruf.
  73. Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya; bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll. #Nikah
  74. Per #Nikah-an kita harus hadir sbg pengokoh kebajikan masyarakat, bukan beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor.
  75. Mulailah dgn perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti; tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adl yg plg berhak diundang.
  76. Jika harus pindah tempat tinggal, mulai jg dgn perkenalan. Pr tokoh: datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah
  77. Stl itu, target besarnya adl menjadikan pintu rumah kita sbg yang plg pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan. #Nikah
  78. Tentu berat menopangnya sendiri. Mk yang harus kita punya bkn hanya ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan slg menguatkan. #Nikah
  79. Ilmuilah bgmn cr menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah
  80. Tampillah sbg yang penting & bermanfaat dlm hajat-hajat kebahagiaan maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah
  81. Tampillah sbg yang terbaik sejangkau suai kemampuan; Imam Masjid, muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst #Nikah
  82. Tampillah sbg nan paling besar kontribusi dlm kebaikan-kebaikan sosial: Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst #Nikah
  83. Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikah ini adalah bermampu diri utk menjadi pribadi & keluarga yg AMAN, RAMAH, BERMANFAAT #Nikah
  84. Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yg diambil dr bagian awal buku Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4 Semoga manfaat;)-end-

materinya manteb yak.haha. akhir bulan ini mau beli bukunya ah... :p "Bahagianya Merayakan Cinta"