dilanjutkan lagi ya postingan sebelumnya.
semoga bermanfaat... ^^
Berikut adalah beberapa catatan dari apa yang disampaikan oleh pak Budi Darmawan mengenai istri beliau almarhumah ustz. Yoyoh Yusroh tadi siang (16 Oktober 2011, red) di acara daurah ‘ailiyah kota Bandung:
Tiga tahun yang lalu pak Budi bertanya pada anaknya yang no 13, yang ketika itu berumur 5th.
'kalau sudah besar, dede mau jadi apa?'
Dengan yakin anaknya menjawab spontan : ' aku dong, kalau sdh besar mau jd anggota DPR!' Ayahnya kontan kaget dengan jawaban anaknya karena siapapun tahu bagaimana pandangan umum di republik ini tentang anggota DPR. Tetapi kemudian ia lanjut bertanya
'kenapa Dede mau jd anggota DPR?'
kata anak bungsunya itu: 'anggota DPR kan rajin shalat, rajin mengaji, rajin berdo'a!'
Jadi ternyata yang dimaksud anggota DPR oleh anaknya tidak lain, anggota DPR yang seperti umminya. Seperti itulah yang terekam di benak putri kecilnya itu.
Pak Budi Darmawan kemudian menceritakan beberapa keistimewaan Almarhumah ustzh. Yoyoh. Diantaranya:
1. Selalu membaca Quran dalam waktu luang maupun waktu sibuk.
Ketika sedang sibuk, ia membaca al Quran melalui IPadnya ketika brgkt dr rumah ke kantor sebanyak 1 juz, pulang dr kantor ke rmh mbaca 1 juz, plus disela2 kerja siang harinya sebanyak 1 juz. Total 3 juz. Ketika sedang ada wkt luang sehari bias sampai 5 juz. Jd ketika sedang sangat sibuk min 3x khatam/bln dan ketika agak luang bs 4-5x khatam/bln,
2. sangat tawadhu
3 tahun yang lalu, Pak Budi pernah menyampaikan dalam suatu acara, 'istri sy sdh hafal 21 juz' wajah almh memerah krn malu, dan sejak itu tidak pernah menyampaikan pada suaminya ttg jmlh hafalannya.
2 bln sblm wafatnya, beliau mengoreksi bacaan anaknya no. 8 yang hafiz tanpa melihat mushaf. Anaknya heran krn umminya seolah2 hafal bagian yang dibacanya. Saat itu terbongkarlah bahwa beliau sdh hafal 30 juz penuh. Dan hal ini tetap tidak diketahui anggota keluarga yang lain termasuk suaminya hingga beliau wafat. Subhanallah!
Ada juga tetangganya yang kenal akrab selama 15th, tetapi baru tahu beliau anggota DPR ketika wafatnya.
3.ustadzah Yoyoh adalah pembelajar yang cepat baik di dalam maupun di luar rumah.
mulai dari resep makanan mertua yang dikuasai seluruhnya dalam 2th usia pernikahan padahal beliau orang betawi dan mertuanya orang jawa, sampai kemampuannya mengoptimalkan gadget2 terbaru untuk ibadah dan dakwah. Ia pernah menghimpun dana 800jt melalu facebook untuk membangun pesantren tahfidz putri.
4. Tidak menyimpan marah.
Beliau juga tidak menyisakan persoalan sekecil apapun di rmh karena persoalan di luar lebih besar. Pak Budi pernah ingin marah pada beliau selama 3 hari, tetapi dengan sikap elegannya, kemarahannya hilang tidak lebih dari 5 menit.
5. saling mendukung dan berkompromi dengan suami dalam segala hal.
Ini diawali dengan adanya komitmen yang disepakati bersama sejak awal pernikahan, bukan sekedar komitmen di antara mereka berdua namun komitmen langsung kepada Allah swt, bahwa:
a. sukses berkeluarga diukur dari keberhasilan mengantar seluruh anggota keluarga ke syurga, antara lain dicapai dengan mengokohkan 2 pilar keluarga sakinah, yaitu robbatul bait dan tarbiyatul aulad
b. saling mendukung dan menerima masing2 sebagai individu yang tidak sempurna,
c. berbagi dalam syukur dan sabar bergantian.
Dalam mengatur urusan rumahtangga, dakwah dan kerja, (almh) Ust yoyoh terbiasa membuat jadwal kegiatan esok pagi hingga malamnya, penyusunan jadwal ini dituntaskan pada malam sebelum tidur termasuk daftar belanja dapur, dll. Ketika ditanya kenapa tidak besok pagi saja?, jawabnya:
'kalau ummi tunda sampai esok, berarti ummi kehilangan 1 hari untuk berkarya.'
Subhanallah!
Dalam mengatur urusan rumahtangga, dakwah dan kerja, (almh) Ust yoyoh terbiasa membuat jadwal kegiatan esok pagi hingga malamnya, penyusunan jadwal ini dituntaskan pada malam sebelum tidur termasuk daftar belanja dapur, dll. Ketika ditanya kenapa tidak besok pagi saja?, jawabnya:
'kalau ummi tunda sampai esok, berarti ummi kehilangan 1 hari untuk berkarya.'
Subhanallah!
6. Sangat taat pada suami, hingga hal2 kecil.
Contohnya, Beliau tidak memindahkan barang2 rumah kecuali dengan meminta pertimbangan suami. Pak Budi cerita, tidak lama sebelum ke jogja yang terakhir kalinya, ia minta izin memindahkan meja makan supaya ruangan jadi lapang, dan ternyata ruangan itu dipadati oleh para pelayat ketika beliau wafat tanpa ada seorang pun harus memindah2kan barang.
7. Tidak berhenti berdo'a
Ketika salah satu anaknya yang masih kecil marah2 hingga menyakiti umminya, beliau langsung menadahkan tangan di hadapan anak tersebut dan berdo'a memohon Allah swt memperbaiki anaknya, menjadikannya anak sholeh. Hasilnya, anak tersebut berhenti marah dan tidak pernah berbuat ulah lagi hingga beliau tiada.
Ada jg peristiwa bunga melati. Di depan rumah mereka ada serumpun bunga melati, ia brtanya apakah suaminya suka bunga melati? Ketika dijawab bahwa pak Budi suka, ia berkata
'kalau gitu ummi akan menaburkan bunga melati ini setiap hari di kamar tidur kita'
Pak Budi sangsi dengan janji istrinya, bagaimana mungkin padahal jumlah bunganya pada waktu itu tidak banyak? Sekali petik habis bunganya. Kata almarhumah: 'kita berdo'a saja pada pemiliknya supaya menjadikan bunganya ada terus tiap hari”
ia kemudian betul2 berdo'a di dekat pohon melati, dan luar biasa,,, sejak hari itu kuncup bunga melati seolah tak jemu bermunculan tiap hari. Setiap malam, kalau tidak salah catat, selama 10th beliau memetik 10-20 kuntum melati dan ditaburkan di tempat tidur mereka. Begitu juga dengan pohon mangga dan pohon jamblang/duwet yang baru berbuah lebat setelah dido'akan oleh almh.
8.Beliau sangat gigih dan tidak mudah menyerah.
Ketika ada rencana komisi 1 DPR RI berkunjung ke gaza. Beliau yang di komisi 8 melihat peluang u berkunjung ke negeri yang sangat dicintainya tersebut, ia pun minta diselipkan dalam rombongan. Sayangnya kesempatan itu ditutup oleh komisi 1 karena ini adalah agenda internal komisi. Ustadzah kemudian menemui ketua DPR, Pak Marzuki Alie, menyampaikan niatnya dengan hujjah2nya. Hingga ketua DPR itu akhirnya sangat mendukung beliau dan berkenan menuliskan surat Rekomendasi khusus agar beliau bisa ikut rombongan. Ketika sampai di Mesir, romb tertahan diperbatasan dan harus menandatangani surat perjanjian yang berisi 3 syarat:
a. Boleh masuk ke gaza tidak lebih dari 8 jam,
b. Selama di gaza harus dikawal oleh polisi/militer disana
c. Tidak boleh membawa uang sepeser pun.
Namun Ustadzah Yoyoh nekad menyelip2kan uang dibaju yang dipakainya, totalnya mencapai US$20rb, dengan resiko tertangkap. Karena menurutnya, tidak ada gunanya ke Gaza kalau hanya menonton derita mereka. Di akhir perjalanan singkat di gaza, ustadzah Yoyoh ke kamar kecil dan hal ini ternyata membuatnya tertinggal rombongan karena sudah mendekati 8 jam waktu kunjungan. Namun peristiwa tertinggal inilah yang membuatnya dapat berjumpa dengan PM Ismail Haniyah dan menyerahkan uang US$20rb tersebut langsung ke tangannya, untuk kepentingan pembangunan akhawat Gaza. Di kemudian hari ia mendapat rizki bertemu lagi dengan PM Gaza ini ketika ikut rombongan Viva Palestine dengan membawa bantuan yang jauh lebih besar. Ternyata PM Ismail Haniyah masih sangat ingat beliau karena terkesan dengan kegigihannya sewaktu kunjungan pertamanya ke Gaza dulu. Subhanallah.
MAKA APAKAH KITA TIDAK MENGAMBIL PELAJARAN??
Ummu Jaish ( Bandung, 16 okt 2011, 19 dzulqaidah 1432)
No comments:
Post a Comment