Ibnu wahb mendengar ayat yang artinya
“dan ketika mereka saling berdebat di neraka…”
Ia jatuh pingsan di rumahnya dan menjelang akhir siang, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Umar bin Khattab r.a. mendengar sejumlah surat, kemudian beliau langsung lemas dan jatuh sakit selama 1 bulan, air matanya becucuran karena menyesal.
Sufyan membaca surat Az Zalzalah ia langsung jatuh tersungkur dan merasa bahwa ajalnya telah dekat.
Musa as tersungkur pingsan karena takut pada Alloh.
Yusha hatinya dipenuhi kekhawatiran akan dosa.
Banyak ulama yang pingsan karena ketakutannya kepada Alloh.
Bahkan sebagian orang shaleh di wajah mereka membekas garis bekas tangisan.
Coba kita tengok kepada diri kita sendiri,,,apakah hati kita bergetar saat bibir mengucapkan ayat-ayatNYA setiap hari, 1 juz per hari.. Atau kita hanya sekedar mengejar targetan yaumiyah yang seperti “menghantui” kita.
Apakah kita juga masih belum dapat menikmati istirahat dalam sholat-sholat kita?
Kita enggan berwudhu hanya karena airnya dingin, sedang Hanzalah dimandikan malaikat di langit.
Kita pun masih dengan sadar melawan panggilan Hayya ‘alal falaah…sedangkan Mush’ab bin umair mengajukan dadanya untuk tertembus tombak.
Ataukah shirah Rasul dan Sahabat-sahabatnya yang mulia hanya menjadi dongeng tanpa ada usaha untuk merealisasikannya?
Sedang kita tau bahwa diri kita masih sangat jauh dari kualitas para sahabat…
Sedang kita tau bahwa siksa Alloh nyata adanya di akhirat nanti.
Kenapa engkau masih tidak takut?
No comments:
Post a Comment