berbicara tentang satu hal ini,
tentu semua orang yang ku kenal pernah merasakannya
tua-muda-kecil-dewasa
sejak kanak2 kita semua belajar untuk menelan kekecewaan
mungkin karna kita tak dibelikan mainan baru yang sama seperti yang teman di samping rumah kita punyai
atau mungkin karena kita tak diperbolehkan untuk menonton acara kartun yang sangat kita sukai
ketika di sekolah,
kita kecewa dengan beberapa nilai di mata pelajaran
kecewa dengan perlakuan guru
atau bahkan kecewa dengan kelompok2 orang yang tak menerima kita
bahkan ketika kita lepas dari semua institusi formal yang "mengekang" kita,
kecewa tak lantas pergi dari setiap jengkal langkah2 kaki
bahkan kecewa seperti menjadi sarapan-makan siang-makan malam-bahkan cemilan yang harus kita telan.
kecewa seperti bayangan yang selalu menghantui kita, tak pernah mau pergi, bahkan mengikuti kemanapun kaki berlari
lalu kemana harus kita sampaikan semua hal ini?
apakah perlu mengoreksi diri kembali? meski sepertinya muhasabah tak pernah lepas dari malam2 menuju peraduan
apakah perlu menangis sesunggukan di pojok yang bebas dari cahaya? sepertinya hati terlalu lelah untuk menangis
namun kedua hal itu memang perlu, bahkan harus dilakukan
karna semua hal yang menimpa kita, pasti berawal dari hati-hati kita, qalbun.
apakah benar semua hal yang kita lakukan bebas lepas dari segala bentuk motivasi dunia?
sedang kita tau bahwa kecewa hanyalah berasal dari keinginan dunia yang tidak mampu kita raih.
sedang kita tau bahwa kecewa tak akan datang jika hati polos tanpa coretan tinta duniawi
perlukah menangis?
sometimes, mata kita perlu dibasuh dengan air yang akan membersihkannya dari debu2 jalanan
bersamaan dengan itu, hati kita pun akan terlunakkan
mungkin sedikit, namun itu akan menolong diri menjadi lebih baik
well,,aku sedang merasa kecewa sore ini.
feeling so disappointed.
seperti tertampar sendiri oleh fakta yang ku dapatkan
kembali membuatku menoleh pada cermin sebesar tubuhku,
meneliti setiap inci dari semua motivasiku melakukan sesuatu.
ya, masih banyak lingkaran berwarna hitam yang mengotori semangatku
ya, aku malu pada cermin itu...
dan kini saatnya aku membasuh kembali nafs itu. tazkiyatun nafs yang sering kali hanya sekilas ku lakukan.
astaghfirulloh..... :(
According to me the best game is Apocalypse: Desire Next ,I would like some suggestions for similar games thanks. I have a 360 console
ReplyDeletekuciwakuciwa
ReplyDelete:p
ReplyDeletegimana rencana ke bromo?
8->
btw, emang kamu boleh ya ke tempat yang jauh?
klo aku mah boleh aja asal ga bilang2 ke orang tua. :))