Kau, kembali menjadi wadah tumpah ruahnya semua keluh kesah
Menampung semua limbah pikiran yang terlanjur terakumulasi
Menerimanya tanpa protes
Bahkan mendaur ulangnya menjadi energy baru bagiku
Selalu begitu, hati yang penat kembali terisi dengan pikiran positif
Bagaimana aku akan berterima kasih padamu?
Sedangkan kata-kata itu selalu menghiasi tiap hari yang terangkai bersamamu, meski tersirat kadang…
Apakah aku harus mengukirkan namamu pada baris akhir coretan ini untukmu?
Tapi aku lebih memilih menghembuskan dua kata itu pada hujan yang selalu meningkahi kisah kita
Berharap, rombongan air yang berpindah dari tempatku kepadamu
memuat ribuan terima kasihku dan membasahimu dengannya
No comments:
Post a Comment