Saturday, February 5, 2011

keharusan

kini aku kembali membersihkan cangkul
yang tlah lama tersimpan di gudang belakang
membersihkan karat yang terlanjur membekas di matanya yang tajam
kemudian aku membawanya ke kebun belakang
mencari tanah yang subur akan air dan hara
ya, tunas itu ada di sana
meski tlah dipotong berkali-kali
tapi tetap membandel dan tumbuh menghijau
embun pagi masih mengkristal di ujung dedaunannya
berkilau ditimpa matahari pagi
aku menekuk lutut di dekat tunas itu,
memperhatikan helai daun termuda
seulas senyum tak sengaja mengembang di bibirku
kemudian berganti dengan gerimis yang turun di dalam hati
maaf sayang, aku harus melakukannya
ku luruskan lutut dan segera ku pegang erat tangkai cangkul di sampingku
sekuat tenaga ku hujamkan ke tanah yang gembur itu
terdengar koyakan akar yang terputus
serpihan tanah yang tercerai berai dari gundukannya
sekali lagi ku hujamkan mata besi itu ke tanah
tercerabut total dari habitatnya
dan kayu bertunas itu kini tlah lunglai
ku pandang ia berjam-jam
dan kubiarkan layu terpanggang matahari
lelah...
namun tak apa
memang itu yang harus ku lakukan
tugasku berikutnya adalah menyimpan kembali cangkul itu
ya, ku seret cangkul itu menuju gudang
lalu aku meletakkannya di tempat semula

the end

No comments:

Post a Comment