Friday, February 4, 2011

menikah tanpa cinta

bismillah

masih bernuansa halaqoh.

bukan,, ini bukan bahasan materi di lingkaran kami.
hal-hal seperti ini tak pernah masuk ke dalam materi. lebih sering [hmmm pun tidak sering] di agenda sharing alias qadhaya. pun itu lebih sering ketika ada salah satu dari kami yang menanyakan kasus yang ditemuinya. bukan masalah pribadi.
yang pribadi2 lebih sering [dan suka] dibahas secara pribadi dengan murobbiyah.

nah, suatu ketika...
setelah agenda halaqoh berakhir,
kami ber-8 kala itu [yang dua sedang pergi ke luar kota, yang satu memang sudah mutasi ke purwokerto] beranjak ke rumah makan di daerah balebak. pondok bambu anindi. [terkenal di kampus ipb dramaga kok ]. namun yang dua orang ada acara [yang satu di asrama, yang satu langsung pulang ke kosan. ngurusin skripsi kayaknya].

setelah berdiskusi panjang lebar dan tinggi.
aku menyimak cerita dari salah seorang sahabat yang memiliki saudara yang sudah berkeluarga. tiga tipe keluarga yang ada di kehidupan. dan bisa diambil contohnya.
setelah mengupas habis tipe keluarga itu, beberapa orang berkomentar
"suka atau cinta itu tidak penting untuk membangun sebuah keluarga"
yang lain menimpali
"cinta atau suka itu akan datang entah bagaimana caranya." *dengan sedikit diedit bahasanya hehe*
"yang penting visi dan misi mau membuat keluarga yang seperti apa"
beberapa cuman cengar-cengir gajebo, termasuk aku . aku kan masih imoet *g nyambung* :))
dan beberapa komentar lain yang aku tak ingat lagi apa. sudah seminggu peristiwanya.

menikah "tanpa" cinta.
hanya bisa dilakukan oleh orang yang benar2 siap.
siap kapan dan dengan siapapun.

sekian. tamat.

masih konek sama yang ini

No comments:

Post a Comment