semanis madu, pemberitaan PKS tak pernah jauh dari pahitnya empedu. Adaaa saja kesalahan yang dilakukan oleh Partai yang dipimpin oleh Anis Matta ini. Dengan perlakuan media yang begitu berbeda ini rasanya pantas jika Jokowi disebut Media Darling, maka PKS adalah Media's Enemy. hah.
Lihat saja tentang poin utama pemberitaan sejak 16 Maret 2014. PKS melanggar aturan kampanye karena membawa anak saat kampanye terbuka di GBK kemarin, kata Bawaslu. Saya selaku warga biasa yang datang langsung melihat realita di GBK hanya tertawa mendengar dan membaca vonis itu. Yang benar saja!
Apakah kau lihat juga gurat bahagia di foto ini? |
Lalu apa sih sebenarnya yang disebut mobilisasi anak saat kampanye?
Yang saya pahami, setiap anak yang datang di kampanye PKS adalah anak-anak kader dan simpatisan yang tidak mungkin ditinggal di rumah karena tidak ada asisten rumah tangga atau saudara yang dapat menjaga mereka saat ditinggal orang tua. Atau mungkin Bawaslu ingin agar semua anak dari ratusan ribu kader dan simpatisan yang datang berbondong2 ke GBK ditinggalkan di rumah masing-masing tanpa ada pengawasan?
Toh PKS juga telah menyiapkan arena bermain dan penitipan anak di sekitar lokasi GBK.
Masih salah juga?
Dan lagi, dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu, Anggota DPR, DPD, dan DPRD tidak menyebutkan secara detil bahwa anak-anak dilarang ikut berkampanye.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak-lah yang mencantumkan: setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik, sengketa bersenjata , kerusuhan sosial, peristiwa berunsur kekerasan, dan perang.
sumber |
Well, kita semua paham benar bahwa kampanye PKS jauh dari hal-hal tersebut. Bagi yang beragama Islam, dalam kampanye PKS selalu diiringi dengan lafadz-lafadz dzikir sehingga bukan hal yang luar biasa ketika banyak anak yang meneriakkan takbir karena terlalu seringnya mendengar kata tersebut.
Kita bandingkan dengan tontonan yang disajikan oleh partai lain, yang sama-sama membawa anak, ketika melaksanakan kampanye. Lagu-lagu dangdut koplo yang kental dengan makna untuk orang-orang dewasa mencekoki otak anak-anak yang bengong di depan panggung. ditambah lagi dengan adegan tidak senonoh ketika pedangdut menari bersama punggawa partai. Saat itu, adegan yang sangat menyerempet pornoburukaksi tidak hanya menumbuh suburkan budaya buruk bagi masyarakat tetapi juga merusak anak-anak yang masih polos.
Tapi, lagi-lagi, kenapa harus PKS yang diperkarakan?
Hanya Oknum Bawaslu dan Tuhan yang tahu.
No comments:
Post a Comment