ujian terberat setelah mau adalah kesungguhan
ujian terberat setelah bisa adalah kesungguhan
bisa itu bagus
tapi jika kebisaan tidak kita lakukan dengan kesungguhan, akan menghasilkan pekerjaan yang tidak paripurna
kita bisa membaca al qur'an
tapi apakah kita telah sungguh2 membacanya dengan benar?
apakah kita telah memperbaiki tajwid yang merupakan kunci dari membaca al qur'an?
manusia, yang cepat puas akan
ujian terberat setelah mampu adalah kesungguhan
mampu adalah soal kapasitas
tapi kesungguhan adalah bagaimana menggunakan kapasitas itu untuk hasil maksimal yang diharapkan
banyak dari kita yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu hal
namun itu tidak selalu berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh.
kita semua mampu menulis, namun kita jarang mengasah kemampuan tersebut
sehingga mampu itu hanya berakhir pada tulisan2 sampah. tidak berarti.
sedangkan kita adalah da'i yang dari sanalah kita semua berawal sebelum menjadi yang lain.
dengan tulisan, kita tidak perlu terlalu banyak berbicara.
karena kita menulis sekali
namun bisa saja tulisan itu dibaca oleh sekian banyak orang, sekian kali, di sekian wilayah.
apapun bisa terjadi dengan-oleh-karena tulisan kita.
tak ada yang tau, kan? [ayo menulis...!!!]
ujian terberat setelah otoritas adalah kesungguhan
otoritas memberi kita pembenar di mata hukum
legalitas di mata konsensus
tetapi kesungguhan adalah bagaimana otoritas itu digunakan dengan benar, maksimal, dan tepat.
masih ingat dengan dana aspirasi DPR?
sedikit dari banyak contoh betapa banyaknya anggota legislatif yang tidak sungguh2 dalam menjalankan apa yang menjadi amanah mereka.
sedangkan mereka memiliki otoritas tinggi di mata pemerintahan.
ironis.
kesungguhan menunjukkan bagaimana kualitas seseorang.
sumber: tarbawi, otak
jleb!
ReplyDeletelimbung ke belakang
terduduk
dan
tertunduk
terima kasih udah dateng ke blogku.... :)
ReplyDeletesemoga bisa diambil hikmahnya ya....
^^v
;;)
ReplyDelete